Falsafah Tallu Lolona dan Perspektif Teologi Penciptaan Norman Wirzba sebagai Landasan Ekoteologi Kontekstual
DOI:
https://doi.org/10.47167/kharis.v6i1.227Kata Kunci:
contextual ecotheology, environment, Norman Wirzba, tallu lolona, TorajaAbstrak
This article builds a contextual eco-theology based on the Toraja’s local wisdom of tallu lolona and Norman Wirzba's eco-theology to respond to the environmental crisis, especially in Toraja. Tallu lolona is the philosophy of the Toraja people which shows the relationship between humans, animals, and plants as fellow creatures. The relations between creations should form a harmony because no creature should be dominant than others. Meanwhile, Norman Wirzba emphasized that God is the creator and humans should not dominate other creations; they are responsible for protecting and caring for them. Through descriptive methods with the theology of creation, the research shows that the philosophy of tallu lolona combined with the emphasis on God is the creator and humans are only part of creation, strengthen the contextual eco-theology especially for the Toraja people. Humans must no longer abuse other creation purposes for their interests but must respect and care for them.
Artikel ini membangun ekoteologi kontekstual berdasarkan falsafah Tallu Lolona dan ekoteologi Norman Wirzba untuk menjawab krisis lingkungan hidup khususnya di Toraja. Tallu Lolona merupakan falsafah masyarakat Toraja yang memperlihatkan hubungan manusia, binatang dan tumbuhan sebagai sesama ciptaan. Relasi antar ciptaan membentuk kerukunan dan harmoni karena tidak ada yang lebih dominan. Sementara Norman Wirzba memberi penekanan bahwa Tuhan adalah pencipta dan manusia tidak boleh mendominasi ciptaan lain, bahkan bertanggung jawab untuk menjaga dan merawatnya. Melalui metode deskriptif dan pendekatan teologi penciptaan, penelitian menunjukkan bahwa falsafah Tallu Lolona yang dikombinasikan dengan penekanan bahwa Tuhan adalah pencipta dan manusia hanya bagian dari ciptaan, membuat bangunan ekoteologi kontekstual khususnya bagi masyarakat Toraja menjadi kuat. Manusia tidak boleh lagi menyalahgunakan tujuan ciptaan lainnya untuk kepentingan dirinya, namun harus menghargai bahkan merawatnya.
Unduhan
Referensi
Amrawaty, A Amidah, Veronica Sri Lestari, and Charles Ta’bi Karurukan. “Tingkat Motivasi Masyarakat Toraja Memotong Ternak Kerbau Pada Upacara Adat ‘Rambu Solo.’” SEMNAS PERSEPSI III Manado, no. Paseru 2004 (2018): 330–335.
Ardiansyah, M., A. Rafiuddin, S. D. Jadmiko, and R. Boer. “Assessment of the Impact of Climate Change and Land Cover Change on Landslide in Tana Toraja District.” IOP Conference Series: Earth and Environmental Science 149, no. 1 (2018): 1–9. https://dx.doi.org/10.1088/1755-1315/149/1/012033.
Asis, Abdul. “Dampak Sosial Budaya Revitalisasi Desa Adat Tongkonan Siguntu’ Dan Tongkonan Langkanae Di Kabupaten Toraja Utara.” Walasuji 8, no. 1 (2017): 97–112.
Atmoko, Wahyu Agus Dwi, and Dyna Herlina Suwarto. “Representasi Budaya Toraja Dalam Komik Tana Raja: Analisis Semiotika Roland Barthes.” Lektur 3, no. 2 (2020): 178–189.
Berry, Thomas. Kosmologi Kristen. Translated by Amelia Hendani. Maumere: Ledalero, 2013.
Bevans, Stephen B. “What Has Contextual Theology to Offer the Church of the Twenty First Century?” In Contextual Theology for the Twenty-First Century, edited by Katalina Tahaafe-Williams and Stephen B Bevans, 4–17. Cambridge: James Clarke, 2012.
Bevans Yosef Maria, Stephen B A4 - Florisan, and Stephen B Bevans. Model-Model Teologi Kontekstual. Maumere: Ledalero, 2020.
Borrong, Robert P. Etika Bumi Baru. Jakarta: PT Gunung Mulia, 1999.
———. “Kronik Ekoteologi: Berteologi dalam Konteks Krisis Lingkungan.” Stulos 17, no. 2 (2019): 185–212.
Carter, Craig A. Rethinking Christ and Culture: A Post-Christendom Perspective. Grand Rapids, Michigan: Brazoz Press, 2006.
Conradie, Ernst M. “The Four Tasks of Christian Ecotheology: Revisiting The Current Debate.” Scriptura 119 (2020): 1–13.
Darius, Gayus. “Membaca Dan Menafsir Kejadian 1:26-28 Dalam Fungsi Kosmis Budaya Toraja Untuk Membangun Paradigma Misi Kontekstual-Ekologis.” Melo: Jurnal Studi Agama-agama 2, no. 1 (2022): 36–46.
Deane-Drummond, Celia. Teologi Dan Ekologi. Translated by Robert P. Borrong. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006.
Gasong, Dina, Selvy Rajuaty Tandiseru, Rachel, and Isak Pasulu. “Pelestarian Falsafah Tallu Lolona Kepariwisataan Toraja.” In Prosiding Seminar Nasional Kepariwisataan Berbasis Riset Dan Teknologi, edited by Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Kristen Indonesia Toraja, 45–50. Tana Toraja: UKI Toraja Press, 2018. https://journals.ukitoraja.ac.id/index.php/semkaristek/article/view/900.
Idrus, Nurul Ilmi. “Mana’ Dan Éanan: Tongkonan, Harta Tongkonan, Harta Warisan, Dan Kontribusi Ritual Di Masyarakat Toraja.” Etnosia: Jurnal Etnografi Indonesia 1, no. 2 (2017): 12.
Indratno, Imam, Sudaryono Sudaryono, Bakti Setiawan, and Kawik Sugiana. “Silau’Na Tongkonan Sebagai Sebuah Realitas Tondok.” Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian 4, no. 1 (2016): 75–84.
Kabangnga’, Andarias. Manusia Mati Seutuhnya: Suatu Kajian Antropologi Kristen. Yogyakarta: Media Pressindo, 2002.
Kobong, Theodorus. Injil Dan Tongkonan: Inkarnasi, Kontekstualisasi. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.
Mangi, Bernike, Abrar Saleng, and Andi Suriyaman Mustari Pide. “Legal Protection of Tongkonan Traditional Land Management in the Traditional Community of Tana Toraja.” Jurnal Hukum Volkgeist 7, no. 1 (2022): 22–28. http://jurnal-umbuton.ac.id/index.php/Volkgeist/article/view/2510%0Ahttps://jurnal-umbuton.ac.id/index.php/Volkgeist/article/download/2510/1528.
Manguju, Yudha Nugraha. “To Sangserekan Dan Air Sungai Maiting: Upaya Membangun Teologi Ekonomi Berwawasan Ekologis Toraja.” Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani 7, no. 2 (2023): 802–821.
Manik, Helianti Rande. “Fenomena Kepercayaan Terhadap Totem Di Kec. Mappak, Tana Toraja: Studi Teologi Penciptaan Dalam Alukta Dan Kristen.” Melo: Jurnal Studi Agama-agama 1, no. 1 (2021): 64–76.
Maraya, Erik Agung. “Kajian Ekoteologi Upaya Gereja Toraja Jemaat Miallo Terhadap Penambangan Pasir Di Mappak Tana Toraja.” Universitas Kristen Satya Wacana, 2022. https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/25793/1/T1_712016003_Judul.pdf.
Masinambow, Yornan, and Yuansari Octaviana Kansil. “Kajian Mengenai Ekoteologi Dari Perspektif Keugaharian.” Shamayim: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani 1, no. 2 (2021): 122–132.
Mathilda, Sterra Helena, Binsar Jonathan Pakpahan, and Sandro Hasoloan L. Tobing. “Sistem Ladang Gilir Balik Sebagai Ekoteologi Masyarakat Dayak.” Jurnal Teologi Berita Hidup 4, no. 1 (2021): 117–137.
Mujahidah, Alfian Akbar Vallarino, Rosyita Darojati A’laa, and Nirwana Daswan. Indikator Kesejahteraan Rakyat Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2022. Edited by Muhammad Ilham Mubarok. Makassar: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan, 2022.
Niebuhr, H. Richard. Christ & Culture. Expanded E. New York: HarperColinns Publishers, 2001.
Pakpahan, Binsar Jonathan. “Membangun Teologi Kontekstual Dari Kearifan Lokal Toraja.” In Teologi Kontekstual & Kearifan Lokal Toraja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2020.
Patrecia, Yenni, and Prayuda. “Budaya Tallu Lolona Sebagai Dasar Beroikumene Semesta Bagi Masyarakat Toraja.” Kamasean: Jurnal Teologi Kristen 3, no. 2 (2022): 84–98.
Paus Fransiskus. Laudato Si’ Terpujilah Engkau: Ensiklik Paus Fransiskus. Edited by F.X. Adisusanto, Maria Ratnaningsih, and Bernadeta Harini Tri Prasasti. Translated by Martin Harun. Seri Dokumen Gereja. Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, 2016.
Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Toraja. Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim Kabupaten Tana Toraja. Makale, Indonesia, 2017.
Plaisier, Bas. Menjembatani Jurang, Menembus Batas. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016.
Randa, Fransiskus. “Tri{3} Hita Karana Dan Tallu {3} Lolona: Sebuah Eksplorasi Konsep Akuntabilitas Lingkungan Dalam Budaya Masyarakat Bali Dan Toraja.” Mami: Masyarakat Akuntansi Multiparadigma Indonesia 4, no. 1 (2016): 1–23.
Rante, Yakop. “Tallu Lolona: Relasi Sesama Ciptaan Dalam Ritual Kematian Rambu Solo’ Di Tana Toraja.” Universitas Kristen Satya Wacana, 2022. https://repository.uksw.edu/handle/123456789/23106.
Sabriah. “Makna Denotatif Dan Konotatif Dalam Gelong Pare Toraja.” Sariwegading 17, no. 3 (2011): 445–452.
Samsu. Metode Penelitian: Teori Dan Aplikasi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Mixed Methods, Serta Research & Development. Edited by Rusmini. Jambi: Pusat Studi Agama dan Kemasyarakatan, 2017.
Sandarupa, Stanislaus. “Kebudayaan Toraja Modal Bangsa, Milik Dunia.” Sosiohumaniora 16, no. 1 (2014): 1–9.
Sandarupa, Stanislaus, Simon Petrus, and Simon Sitoto. Kambunni’ Kebudayaan Tallu Lolona Toraja. Toraja Utara: De La Macca, 2016.
Scheid, Daniel P. Religious Common Grounds for Ecological Ethics. New york: Oxford University Press, 2016.
———. The Cosmic Common Good: Religious Grounds for Ecological Ethics. Oxford: Oxford University Press, 2016.
Somba, Robby. “Koreografi Garonto’ Eanan: Visualisasi Kerbau Dalam Kehidupan Masyarakat Toraja.” Joged 13, no. 2 (2020): 112–124.
Sudarsi, Elim Trika, Nilma Taula’bi’, and Markus Deli Girik Allo. “Filosofi Tallu Lolona Dalam Himne Passomba Tedong: Etnografi Kearifan Lokal Toraja.” Sawerigading 25, no. 2 (2019): 61.
Wirzba, Norman. From Nature to Creation: A Christian Vision for Understanding and Loving Our World. Grand Rapids, Michigan: Baker Academic, 2015.
———. The Paradise of God: Renewing Religion in an Ecological Age. The Paradise of God: Renewing Religion in an Ecological Age. New York: Oxford University Press, 2003.